9 Oktober 2024 6:16 am

3 Mata Pelajaran Prioritas Dalam Pendidikan Sekolah Dasar

3 Mata Pelajaran Prioritas Dalam Pendidikan Sekolah Dasar
Sebagai orang tua, kita tentu menginginkan yang terbaik untuk anak kita, terutama dalam hal pendidikan.

Di sisi lain, perubahan yang terus bergulir dari mulai pemegang tampuk kepemimpinan sampai kebijakan yang dikeluarkan terus mengalami juga mengalami perubahan, maka kita sebagai masyarakat, khususnya sebagai orang tua, tentunya harus terus menerus juga menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.

Kebijakan dalam ranah pendidikan yang nampaknya masih terus mencari bentuk, tentu saja memerlukan perhatian khusus yang harus disikapi dengan baik dan bila perlu kita harus lebih kritis untuk membantu pemerintah dalam mengatur peraturan yang bertumbuh lebih baik.

Namun, seringkali kita dihadapkan pada kenyataan bahwa beban kurikulum sekolah tampak terlalu berat, dengan banyaknya mata pelajaran yang harus dikuasai oleh anak-anak.

Saya sendiri memiliki anak yang sekarang duduk di kelas 6 SD, dan dari 11 mata pelajaran yang ia pelajari, saya memiliki pandangan berbeda tentang prioritas pendidikan.

Berkaca pada perubahan kebijakan kurikulum yang terus berkembang, maka saya sebagai orang tua, secara pribadi mempunyai kurikulum khusus untuk anak saya, di mana kurikulum tersebut diusahakan tidak memberatkan, namun akan sangat membantu kelak di masa depan.

Kurikulum Pendidikan: Apa yang Harus Diprioritaskan?

Anak saya di sekolah mempelajari mata pelajaran yang bervariasi, mulai dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), Pendidikan Alam dan Budi Pekerti (PAI-BP), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), hingga Bahasa Sunda.

Namun, bagi saya, ada dua mata pelajaran yang saya anggap sangat penting, yaitu Tahfidz dan Bahasa Inggris. Kenapa dua mata pelajaran ini menjadi prioritas bagi saya? Mari kita bahas lebih dalam.

Pentingnya Tahfidz dalam Kehidupan

Sebagai seorang muslim, Tahfidz atau menghafal Al-Qur’an adalah salah satu aspek penting dalam pendidikan agama. Mempelajari Al-Qur’an sejak dini tidak hanya membentuk kedisiplinan dalam ibadah, tetapi juga membantu anak dalam mengembangkan karakter yang kuat dan bermoral.

Oleh karena itu, saya berharap anak saya mampu menguasai Tahfidz dengan baik, dan score-nya harus di atas 9.

Menghafal Al-Qur’an juga memiliki banyak manfaat, seperti melatih memori, meningkatkan konsentrasi, dan menumbuhkan ketenangan dalam jiwa. Hal ini penting karena dalam kehidupan sehari-hari, tantangan yang dihadapi anak akan semakin kompleks, dan memiliki dasar agama yang kuat bisa menjadi penopang moral yang kokoh.

Mengapa Bahasa Inggris Harus Menjadi Prioritas?

Selain Tahfidz, saya juga menekankan pentingnya Bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah jendela dunia.

Di era globalisasi saat ini, penguasaan bahasa internasional seperti Bahasa Inggris adalah keharusan. Anak yang mampu berbahasa Inggris akan memiliki keunggulan lebih ketika berkompetisi di dunia akademik maupun dunia kerja di masa depan.

Saya sendiri sudah menulis 2 buah buku berjudul Cara Mengajar Anak Balita Berbahasa Inggris dan English Fro Young Explorer yang saya bagikan di platform e-commerce seperti Tokopedia.

Buku-buku ini merupakan panduan bagaimana mengajarkan bahasa Inggris secara alami kepada anak-anak sejak dini. Mengajarkan bahasa asing sejak usia muda membuat anak lebih cepat dan efektif dalam memahami serta menguasai bahasa tersebut.

Apakah Semua Mata Pelajaran Perlu Dikuasai?

Dari 11 mata pelajaran yang diajarkan di sekolah anak saya, selain Tahfidz dan Bahasa Inggris, mata pelajaran lainnya tidak saya anggap sebagai prioritas utama.

Bukan berarti pelajaran seperti Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, atau Teknologi Informasi tidak penting. Namun, saya percaya bahwa tidak semua anak harus unggul dalam setiap bidang.

Setiap anak memiliki minat dan bakatnya masing-masing, dan terlalu banyak memaksakan mereka untuk menjadi “hebat” di semua mata pelajaran justru bisa membuat mereka stres.

Matematika: Penting tapi Tidak Harus Mendalam

Contohnya, dalam pelajaran Matematika. Saya sepenuhnya setuju bahwa pengetahuan dasar seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian adalah sangat penting. Konsep-konsep dasar ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, dan setiap orang perlu menguasainya.

Namun, apakah seorang anak harus mahir dalam pecahan, akar kuadrat, atau aljabar di usia dasar? Saya tidak yakin.Pengetahuan Matematika yang lebih rumit bisa dipelajari nanti ketika anak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, terutama jika mereka memilih jurusan yang membutuhkan penguasaan Matematika yang lebih mendalam, seperti jurusan teknik, sains, atau ekonomi.

Beban Kurikulum yang Tidak Seimbang

Satu hal yang mengganggu saya adalah beban kurikulum yang sepertinya menuntut anak untuk unggul di semua mata pelajaran.

Bahkan di sekolah, tiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dengan spesialisasi masing-masing. Lalu mengapa anak-anak harus diharapkan mampu unggul di semua pelajaran? Ini menjadi dilema besar bagi banyak orang tua.

Saya ingin menekankan bahwa ini bukan tentang meremehkan pentingnya pendidikan. Justru saya ingin anak saya fokus pada apa yang penting untuk masa depannya, bukan merasa kewalahan karena harus unggul di setiap bidang.

Saya ingin dia nyaman dengan pilihannya dan merasa bahagia dalam proses belajar, bukan tertekan oleh ekspektasi yang tidak realistis.

Solusi: Prioritas dan Fleksibilitas dalam Pendidikan

Sebagai orang tua, kita harus memahami bahwa setiap anak adalah individu yang unik dengan potensi yang berbeda. Tidak semua anak harus unggul di semua mata pelajaran, dan tidak semua anak harus menempuh jalur pendidikan yang sama.

Jika kita bisa memberikan prioritas pada mata pelajaran yang relevan dengan masa depan anak, mereka akan lebih mampu berkembang sesuai minat dan bakatnya.

Anak saya paham akan prioritas yang saya tetapkan, dan dia merasa nyaman dengan hal itu. Saya yakin, fokus pada mata pelajaran yang relevan seperti Tahfidz dan Bahasa Inggris akan membantunya berkembang lebih baik.

Anak-anak bukan Superman atau Superboy. Mereka tidak harus unggul di semua mata pelajaran.

Penutup: Memahami Keunikan Anak

Pada akhirnya, tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi anak sesuai dengan minat dan bakatnya. Bukan sekadar mengejar angka di rapor atau tingginya nilai yang diraih si anak, tetapi lebih pada membentuk pribadi yang siap menghadapi tantangan dunia.

Saya berpendapat, anak saya bukan mesin, dan dia bukan harus sempurna di segala bidang. Prioritas yang saya tetapkan adalah bentuk cinta dan kepedulian saya terhadap masa depannya.

Jika Anda bertanya tentang pendapat saya, saya percaya bahwa setiap orang tua perlu memikirkan apa yang terbaik untuk anak mereka, bukan sekadar mengikuti standar yang ada.

Saya juga berharap semua orang tua sepemikiran dengan saya untuk lebih mengedepankan potensi unggulan dari kemampuan anaknya masing-masing, di mana potensi tersebut sifatnya pasti unik karena tiap anak diciptakan berbeda.

Sesungguhnya itulah benang merah dari tulisan ini, yakni mengajak para orang tua untuk lebih 'aware' dan lebih 'concern' akan pendidikan anak kita masing-masing.

So, bagaimana pendapat Anda?

Ingin mencari pengetahuan lain?

Ketik judul blog yang ingin kamu cari
Blog Post Lainnya
Reach me
085798692297
saripudinbec@gmail.com
Social Media
-
www.asepsarip.com